Jumlah yang udah baca blog ini

Minggu, 20 Agustus 2017

Jalan-jalan Gratis ke Bangkok (Part 2)

HARI KEDUA

Di hari kedua ini kami akan jalan-jalan ke Kuil Wat Arun, Sungai Chao Praya, Gem Jewellery Factory, Big Bee, dan Platinum Mall.

Jam 8 pagi kami dijemput oleh tour guide kami di hotel. Namanya Ms Umaporn. Dia berasal dari Thailand bagian selatan yang berbatasan dengan Malaysia. Dia berasal dari keluarga muslim.

Wat Arun adalah sebuah kuil yang terletak di seberang sungai Chao Praya. Konon nama Wat Arun berarti kuil fajar. Dinamakan demikian karena kuil ini cantik dipoto dari pinggir sungai kala fajar menyingsing.

Kuil Wat Arun tampak dari seberang sungai. 

Hanya dibutuhkan waktu kurang dari 5 menit untuk menyeberang.

Kapal jenis ini yang digunakan untuk menyeberang.
Harga naik kapal kurang lebih 5 bath. 

Me & mom



Sayangnya kami datang di saat yang tidak tepat. Kuil ini sedang dalam tahap renovasi dan tidak boleh masuk ke kawasan candi. Akhirnya kami hanya berfoto di luar saja.

Pilar

Makam abu

Kuil yang sedang direnovasi

Di bagian dalam kuil terdapat tempat belanja cinderamata yang kata tour guide kami harganya lebih murah daripada di platinum. Akhirnya kami membeli oleh-oleh cukup banyak di tempat ini. Tetapi perlu window shopping dulu sebelum membeli, karena kami sempat membeli kain yang overpriced. Di tempat kami membeli harganya 1.000 bath, sedangkan di lapak sebelah harganya hanya 500 bath (meskipun kualitas sedikit berbeda).



Taman


Disini saya melihat semacam "doa" untuk almarhum Raja Bhumibol dalam bentuk spanduk. Ternyata tidak hanya disini, di jalan, di mall, di ATM, dimana pun banyak ditemukan tulisan berisi duka yang mendalam atas wafatnya Raja yang dicintai rakyatnya beserta doa yang menyertai. Nama Raja Bhumibol memang tidak asing di telinga. Apalagi saat saya masih SD, beliau sudah menjadi raja, dan namanya paling mudah diingat saat harus menghapalkan di pelajaran IPS. Kata mama, bahkan Raja Bhumibol sudah menjadi raja ketika mama masih kecil. OMG 😱.

Ucapan duka untuk sang raja

Setelah dari Wat Arun kami menuju Gem Jewellery Factory. Konon katanya ini adalah factory permata terbesar di Bangkok. Anw, saya rasa mengunjungi tempat ini adalah bagian dari "pesan sponsor". Sama ketika saya diajak ke pabrik kulit di Turki dan pabrik ginseng di Korea. Dan kali ini saya tidak terjebak. Hahaha. Meskipun dibilang bahwa Thailand adalah penghasil permata terbaik 😂😂😂. Lebih karena ga ada duit sih 😅😅😅.

Gambar Ratu Sirikit

Di malam hari kami bermaksud ke Asiatique, namun dikarenakan mama lagi pingin nyari durian asli Bangkok, maka kami pun menghabiskan waktu berjalan-jalan di sekitaran hotel. Hotel kami berada di jalan Rakhaemnang gang 15 dan konon di gang 65 ada penjual durian monthong yang murah sekaligus tempat makan khusus muslim.

Ternyata di sepanjang jalan Rakhaemnang banyak sekali toko dan kaki lima.  Pembeli pun sama banyaknya dengan penjual. Saya benar2 takjub.

Di sepanjang jalan juga berjejer penjual buah-buahan yang harganya murah dan rasanya manis


Jalan Raekhamnang


Andalan saat hampir "drop"

Akhirnya sampailah kami di gang 63/65 setelah berjalan santai kurang lebih satu jam. Kalau menurut Google Maps seharusnya hanya setengah jam. Mungkin karena jalan kami termasuk santai. Karena kondisi sedang kurang fit,  saya sempat mampir ke seven eleven untuk mencari you c 1000, dan taraaa, alhamdulillah dapat juga. Botol sama design logonya hampir mirip.

Buah-buahan di sepanjang jalan harganya cukup murah. Bahkan untuk durian monthong dijual 95 bath per kg nya. Kami bisa dapat harga 180 bath untuk satu buah durian.  Durian dengan kulitnya ditimbang,  lalu dikupas dan diwadahi plastic.  Sebelum dikupas,  penjual menunjukkan isinya pada kita untuk dirasakan terlebih dahulu.  Apabila kurang manis,  maka kita boleh minta tukar sebelum dikupas.

Penjual durian

Di Ramkhamhaeng gang 63 terdapat sederetan tempat makan muslim. Bahkan pemilik dan pelayannya berhijab. Disini masakannya hampir mirip seperti masakan warteg. Dan uniknya, dia tidak menjual minuman. Tapi free air putih.  Di tiap meja terdapat ceret2 berisi air. Sedangkan di dekat jalan masuk,  terdapat gelas dan segalon es batu satuan lengkap dengan penyiduknya. Kita tinggal menyiduk es batu kemudian menempatkannya ke dalam gelas dan melengkapinya dengan air di meja masing-masing. Kali ini saya dan mama makan semacam ikan patin asam manis. Ditambah sayur yang dimasak ala capjay.  Ikan asam manisnya ternyata sangat asaaam. Kuahnya rasanya hampir mirip tom yam. Dua porsi nasi beserta lauk tadi seharga kurang lebih 180 bath.


warteg ala bangkok


dinner


Ketika kami pulang, kami membeli beberapa food street seperti cumi bakar dan jus jeruk tanpa air. Alhasil kami menenteng beberapa jajanan dan buah. Sebenarnya di seberang Ramhaekeng 63 itu terdapat pasar malam,  tapi karena sudah lelah akhirnya kami pulang ke hotel. Beberapa kaki lima sudah tutup ketika kami pulang ke hotel. Nampaknya jalan-jalan malam ini sungguh berkesan buat mama,  terutama karena kami mendapatkan pengalaman yang menarik.

Seafood bakar (food street)

Sari jeruk sunkist asli

Cumi-cumi bakar giling