Jumlah yang udah baca blog ini

Minggu, 30 Desember 2018

Weekend di Bandung (part 2)

Sorenya kami jalan-jalan di sekitar Braga untuk mencari toko es krim legendaris, namanya Sumber Hidangan. Konon toko es krim ini juga setenar Ragusa di Jakarta, toko Oen di Malang, dan Zangrangi di Surabaya.

Kami pun menyusuri jalan Braga setelah memarkirkan mobil di sebuah mall di Braga.



Braga memang cantik. Banyak gedung-gedung tua yang masih dipertahankan. Ditambah jalanan yang dipaving, membuat suasana jalan seperti sedang di luar negeri. Saya pun menemukan salah satu spot yang kalau dipoto nampak seperti sedang di luar negeri.

Braga Street

Ala-ala winter di Luar Negeri


SUMBER HIDANGAN

Toko Sumber Hidangan konon sudah ada sejak tahun 1920. Woow, berarti umur perabotan disini sudah lebih dari 1 abad. Pantas saja banyak kursi tua dan lemari tua yang masih dijaga keasliannya.




Dulunya disini dijual beberapa makanan berat, selain es krim. Tapi saat ini toko ini hanya menjual es krim, roti, dan kue kering. Berikut menu es krimnya.



Sajian menu es krimnya nampaknya terdiri dari 3 macam es krim dasar, yaitu vanilla, kopi, dan coklat. Sedangkan topping yang berbeda, membuat nama masing-masing es krim berbeda.



Kami memesan beberapa menu berbeda. Dan karena postingan ini terlalu lama ditulis, saya agak lupa es krim apa saja yang kami pilih 😅.

Ada beberapa menu yang masih saya ingat. Plombiere adalah eskrim strawberry dan vanilla. Noga adalah es krim vanilla ditabur kacang. Snow white adalah es krim vanilla ditabur kismis. Moorkus adalah es krim coklat ditabur kacang. Cafe glaze adalag es krim kopi ditabur nougat. Ada salah satu menu yang dicampur rhum, kalau tidak salah namanya Morasquino, tapi sebaiknya ditanyakan ulang ya karena rhum akan mempengaruhi kehalalannya.




Untuk roti saya mencoba cinnamon roll, cuma rasanya so so saja sih ya. Apa mungkin karena rotinya minim obat pengembang dan pengempuk.

Pengelola restauran ini adalah suami istri yang sudah lanjut usia. Entah apakah mereka memiliki penerus atau tidak. Bahkan pelayannya pun hanya terdiri dari satu orang yang juga sama-sama lanjut usianya. Kalau ingin merasakan nuansa tempo dulu, bolehlah mampir kemari.




PAMERAN LUKISAN

Pada saat kami sedang menyusuri jalan Braga, mama meminta kami untuk mengunjungi pameran lukisan yang beliau dengar dari seseorang yang dikenal di Kereta. Akhirnya kami pun mencari lokasi pameran, yang bahkan informasi tempatnya juga tidak jelas. Kami menanyakan ke beberapa penjual lukisan sekitar Braga. Akhirnya lokasi tersebut kami temukan 😅.



Lokasinya di gedung bernama PPK. Ternyata pameran lukisan ini dalam rangka memperingati Hari Guru. Tema pameran lukisan kali ini adalah Sakola (bahasa sunda), yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, berarti Sekolah.



Pameran ini diikuti oleh kurang lebih 14 guru lintas SD-SMA. Lukisan yang diusung adalah lukis batik dengan teknik Gutta Tamarind.




Judulnya "Mikirin Pe Er"
Lukisannya lumayan bagus-bagus ya.

Selasa, 25 Desember 2018

Weekend di Bandung (part 1)

Sudah lama rasanya tidak jalan-jalan ke Bandung. Saking lamanya, sampai
bisa dihitung dalam bilangan tahun 😅. Akhir-akhir ini kalau ke Bandung biasanya cuma transit saja, entah dari jalan-jalan Lembang atau dari wilayah lainnya. 

Kali ini kami ke Bandung dalam rangka menengok adik ipar yang rencananya akan melahirkan. Tiket sudah dipesan jauh hari sebelumnya untuk kedatangan jumat malam dan kepulangan minggu siang (2H2M).

Hay Bandung Hotel

Untuk penginapan, kakak saya memesankan sebuah hotel di jalan trunojoyo, namanya Hotel Hay Bandung. Hotelnya mantulll. Tempatnya strategis, dekat kemana-mana dan tempatnya kece abiss.

Tempat nongkrong di cafe



Hotel ini memiliki cafe di depannya, namanya My Kopi O. Cafe ini selalu ramai dari pagi hingga malam, hingga memenuhi parkiran hotel.

Cafe ini selain menjual kopi, juga menjual beberapa kudapan ringan maupun hidangan berat. Ketika kami breakfast disini, barulah kami menyadari bahwa masakan di hotel ini lumayan lezat, meskipun variasi buffet nya tidak terlalu banyak. Pantas saja cafenya ramai hampir setiap waktu. Selain masakannya enak, tempatnya juga cozy abis.

Restaurant bagian dalam

Di lobby hotel pun terdapat dua spot menarik, yaitu spot penjual jajanan jadul dan spot gallery kerajinan dari kayu.

Jajanan jadul




Jajanan jadul yang dijual pun bermacam-macam, mulai dari coklat jago, wafer superman, ting ting kacang, brondong jagung, sampai ke mainan-mainan jadul.






Kerajinan kayu di salah satu spot di lobby juga cukup menarik. Beberapa kerajinan dari kayu dijual disini.

SOTO SEDAP BOYOLALI

Tidak jauh dari hotel terdapat Soto Sedap Boyolali yang selalu ramai. Karena penasaran, kami pun mampir untuk mencicipi.




Mencari tempat duduk di saat makan siang ternyata cukup susah. Apalagi ketika pengunjung keluar masuk silih berganti.



Ada beberapa menu yang dijual disini, meskipun menu utamanya adalah Soto Ayam Kampung. Ternyata disini juga dijual soto sapi dan tengkleng.


Soto ayam kampung disini terdapat dua ukuran, yaitu ukuran kecil dan ukuran normal. Ukuran kecilnya menggunakan mangkok seukuran telapak tangan. Meskipun porsi sotonya sedikit, tetapi ternyata disini tersedia menu tambahan berupa sate cingur sapi, sate paru, sate otak sapi, sate ati ampela, sate telur puyuh, gorengan serta perkedel.




Kami memesan sate ayam kampung ukuran kecil dan menambahkan menu tambahan yang tersedia diatas meja.



Saya mencoba menambahkan sate otak sapi dan perkedel. Rasanya maknyusss. Sotonya pun cukup gurih, mungkin karena menggunakan ayam kampung ya, meskipun potongan ayamnya tidak terlalu banyak. Hahaha 😂. Nampaknya si penjual sengaja membuat porsi nanggung, agar menu variabel di atas meja juga masih tertampung di perut kita 😅.

Dengan porsi 3 soto ayam kampung porsi kecil, 3 tusuk sate, 3 perkedel, dan 3 teh manis, uang yang harus dikeluarkan kurang dari seratus ribu rupiah, cukup hemat yaa 😍😍😍😍.