Jumlah yang udah baca blog ini

Selasa, 25 Desember 2018

Weekend di Bandung (part 1)

Sudah lama rasanya tidak jalan-jalan ke Bandung. Saking lamanya, sampai
bisa dihitung dalam bilangan tahun 😅. Akhir-akhir ini kalau ke Bandung biasanya cuma transit saja, entah dari jalan-jalan Lembang atau dari wilayah lainnya. 

Kali ini kami ke Bandung dalam rangka menengok adik ipar yang rencananya akan melahirkan. Tiket sudah dipesan jauh hari sebelumnya untuk kedatangan jumat malam dan kepulangan minggu siang (2H2M).

Hay Bandung Hotel

Untuk penginapan, kakak saya memesankan sebuah hotel di jalan trunojoyo, namanya Hotel Hay Bandung. Hotelnya mantulll. Tempatnya strategis, dekat kemana-mana dan tempatnya kece abiss.

Tempat nongkrong di cafe



Hotel ini memiliki cafe di depannya, namanya My Kopi O. Cafe ini selalu ramai dari pagi hingga malam, hingga memenuhi parkiran hotel.

Cafe ini selain menjual kopi, juga menjual beberapa kudapan ringan maupun hidangan berat. Ketika kami breakfast disini, barulah kami menyadari bahwa masakan di hotel ini lumayan lezat, meskipun variasi buffet nya tidak terlalu banyak. Pantas saja cafenya ramai hampir setiap waktu. Selain masakannya enak, tempatnya juga cozy abis.

Restaurant bagian dalam

Di lobby hotel pun terdapat dua spot menarik, yaitu spot penjual jajanan jadul dan spot gallery kerajinan dari kayu.

Jajanan jadul




Jajanan jadul yang dijual pun bermacam-macam, mulai dari coklat jago, wafer superman, ting ting kacang, brondong jagung, sampai ke mainan-mainan jadul.






Kerajinan kayu di salah satu spot di lobby juga cukup menarik. Beberapa kerajinan dari kayu dijual disini.

SOTO SEDAP BOYOLALI

Tidak jauh dari hotel terdapat Soto Sedap Boyolali yang selalu ramai. Karena penasaran, kami pun mampir untuk mencicipi.




Mencari tempat duduk di saat makan siang ternyata cukup susah. Apalagi ketika pengunjung keluar masuk silih berganti.



Ada beberapa menu yang dijual disini, meskipun menu utamanya adalah Soto Ayam Kampung. Ternyata disini juga dijual soto sapi dan tengkleng.


Soto ayam kampung disini terdapat dua ukuran, yaitu ukuran kecil dan ukuran normal. Ukuran kecilnya menggunakan mangkok seukuran telapak tangan. Meskipun porsi sotonya sedikit, tetapi ternyata disini tersedia menu tambahan berupa sate cingur sapi, sate paru, sate otak sapi, sate ati ampela, sate telur puyuh, gorengan serta perkedel.




Kami memesan sate ayam kampung ukuran kecil dan menambahkan menu tambahan yang tersedia diatas meja.



Saya mencoba menambahkan sate otak sapi dan perkedel. Rasanya maknyusss. Sotonya pun cukup gurih, mungkin karena menggunakan ayam kampung ya, meskipun potongan ayamnya tidak terlalu banyak. Hahaha 😂. Nampaknya si penjual sengaja membuat porsi nanggung, agar menu variabel di atas meja juga masih tertampung di perut kita 😅.

Dengan porsi 3 soto ayam kampung porsi kecil, 3 tusuk sate, 3 perkedel, dan 3 teh manis, uang yang harus dikeluarkan kurang dari seratus ribu rupiah, cukup hemat yaa 😍😍😍😍.

2 komentar: