Jumlah yang udah baca blog ini

Selasa, 10 Mei 2016

Hope to see you again, Istanbul (Part 4)

Di hari ketiga kami akan mengunjungi Istana Dolmabahce, menyeberangi selat Bosphorus lewat Bosphorus Bridge  dan mengunjungi Camlica Hill di Istanbul Asia.

Dinas Pertamanan sedang mengganti bunga-bunga di taman
***

Menuju Istana Dolamabahce 
atau Beylerbeyi Sarayi
Tujuan pertama kami adalah mengunjungi Istana Dolmabahce yang terletak di distrik Beşiktaş di pantai Selat Bosphorus, Istanbul Eropa. Konon istana ini adalah istana termegah di jamannya dan terinspirasi dari Istana Versailles di Prancis.



Istana Dolmabahce dibangun pada masa Kesultanan Abdul Mecid I, yang merupakan Sultan Ottoman ketiga puluh dan dibangun antara tahun 1843 dan 1856. Pembangunannya menghabiskan dana sekitar lima juta koin emas Ottoman Mecidiye atau setara dengan 35 ton emas. Wow. Menurut informasi dari local guidenya, istana inilah yang menjadi salah satu bukti penyebab runtuhnya kekhalifahan pada masa itu. Sama seperti sejarah yang berulang, dimana kehancuran suatu negeri dapat disebabkan oleh godaan "Harta, Tahta, dan Wanita". Jika kita menonton drama dari Turki di ANTV yang berjudul Abad Kejayaan, tentunya kita akan paham apa yang terjadi di masa itu dimana godaan "Harta, Tahta, dan Wanita" mengambil peranan penting pada hancurnya kekhalifahan yang dibangun susah payah oleh Muhammad Al Fatih setelah merebut Kostantinopel dari Bangsa Romawi. Kemegahan istana ini merupakan salah satu gambaran bahwa terjadi penghamburan harta yang berlebihan hanya untuk sebuah pembangunan istana yang membutuhkan hingga 35 ton emas.

Bosphorus Bridge dan Selat Bosphorus

My lovely mom


Kemegahan istana ini semakin tampak jelas ketika kita memasukinya. Untuk memasuki istana ini kita diwajibkan menggunakan sarung sepatu yang terbuat dari plastik kresek dengan tujuan agar karpet istana tidak kotor. Pengunjung juga tidak diperbolehkan untuk mengambil gambar selama berada di dalam istana. Istana ini memiliki luas 45.000 m2 (11,2 hektar) dan berisi 285 kamar, 46 aula, 6 tempat pemandian dan 68 toilet. Istana ini terdiri dari tiga bagian, yaitu Mabeyn Imperial (Ruang Kenegaraan), Muayede Salon (Hall Upacara) dan Imperial Harem. Mabeyn Imperial dialokasikan untuk urusan administrasi negara, Imperial Harem dialokasikan untuk kehidupan pribadi sultan dan keluarganya dan Muayede Salon yang terletak di antara Mabeyn Imperial & Imperial Harem, dialokasikan menyambut negarawan dalam beberapa acara kenegaraan penting. Semua material bangunan berasal dari bahan-bahan nomor wahid, termasuk keramik biru khas Turki yang menghiasi langit-langit dan tiang pondasi bangunan.


Terletak di tepian Selat Bosphorus, istana ini sangat cocok jika digunakan sebagai tempat peristirahatan musim panas. Mustafa Kemal Ataturk yang mendapat julukan "Bapak Turki Modern" menghabiskan hari-hari terakhir perawatan medis di Istana Dolmabahce. Ia meninggal pada 10 November 1938. Ruang perawatan medis ini kemudian dikenal sebagai Ruang Ataturk dan jarum jam yang terdapat di ruang Ataturk dibiarkan tetap menunjukkan angka 09.05 dimana merupakan menunjukkan waktu kematiannya.



Istana Dolmabahce dilihat dari Selat Bosphorus

***

Melewati Bosphorus Bridge
Kota Istanbul terletak di dua benua, yaitu benua Asia dan Eropa. Karena itulah wajah-wajah orang Turki pun tampan-tampan dan cantik-cantik, bagai sebuah percampuran antara darah Eropa dan darah Asia (khususnya arab). Terkait dengan kondisi geografis yang terdiri dari Istanbul Asia dan Istanbul Eropa dan dipisahkan oleh Selat Bosphorus, menariknya adalah hal ini juga mempengaruhi perbedaan laju pertumbuhan ekonomi di Istanbul Asia dan Istanbul Eropa. Hal ini nampak jelas ketika kami mengunjungi selat Bosphorus dimana rumah-rumah mewah tampak lebih banyak di Istanbul Eropa. Sedangkan Istanbul Asia memiliki laju perekonomian yang lebih rendah. Begitupun harga tanah di keduanya, sungguh berbeda jauh. Mungkin hal ini juga disebabkan sebagian besar pusat kebudayaan dan perekonomian berada pada Istanbul Eropa. Bahkan Istanbul Eropa pun lebih tinggi pamornya sebagai tempat kunjungan wisata dibandingkan Ankara yang justru merupakan ibukota dari Turki.

Selat Bosphorus dilihat dari atas jembatan
Setelah mengunjungi Istana Dolmabahce kami menyeberangi Bosphorus Bridge untuk mencapai Istanbul yang berada pada benua Asia. Di Istanbul Asia ini kami dapat mengunjungi bukit yang bernama Camlica Hill. Camlica Hill terletak di distrik Uskudar, Istanbul dengan ketinggian 268 meter (879 ft) di atas permukaan laut.

Taman di Bukit Camlica.
Sumber Foto: Wikipedia







Camlica Hill menyajikan pemandangan yang indah, yaitu bagian selatan selat Bosphorus beserta Bosphorus Bridge dan Golden Horn. Di atas bukit terdapat kafe-kafe dan taman-taman bunga. Sebuah menara televisi dan menara pemancar radio juga berada di puncak bukit. Menurut local guide kami, banyak calon pasangan yang memanfaatkan lokasi ini sebagai tempat foto prawedding karena pemandangannya yang indah. Bahkan saat kami sampai ke lokasi ini, terdapat sepasang calon pengantin menggunakan pakaian pengantin sedang mengambil gambar.


Dikarenakan ibu dan almarhum bapak agak malas untuk turun dari bis dan naik ke atas bukit, maka saya sedikit kurang bersemangat mengeksplore bukit ini. Duh, padahal tempatnya oke banget buat selpi-selpian. Huhuhu.....

Menuju puncak bukit terdapat beberapa penjual makanan ringan seperti jagung bakar, Es krim Turki dan Es krim Wall's !!! Eh, tunggu.... Logonya sih nampak seperti Wall's tapi merk yang tertulis adalah "Paylas". Asumsi sementara sih merk ini digunakan untuk menyesuaikan dengan lidah penduduk setempat yang mungkin kesulitan mengucapkan kata-kata "Wall's".

Paylas
Sambil menunggu peserta lainnya yang naik ke puncak bukit, saya pun membeli Es Krim Turki. Es krim Turki ini memiliki khas tersendiri, salah satunya adalah bahan pembuatannya yang berasal dari bunga anggrek, susu, gula, dan getah pohon mastic. Getah pohon mastic inilah yang membuat tekstur es krim Turki menjadi kenyal, elastis, dan tidak mudah meleleh. Tekstur yang elastis dan tidak mudah leleh inilah yang membuat si penjual selalu menampilkan atraksinya sebelum benar-benar memberikan es krimnya pada si pembeli. Atraksi khasnya adalah dengan seolah-olah akan memberikan es tersebut kepada pembeli, tetapi kemudian ternyata pemberian es tersebut hanya tipuan. Adegan ini dilakukan berulang kali sampai pembeli terkecoh dan tertawa. Awalnya sih tertawa, tapi lama-lama KEZEL juga dikerjain sampai rasanya pingin bilang, "Hey, please stop your attraction, give me my ice creaaam !!!" Hahaha. Eh, gak sampai gitu juga sih. Ternyata atraksi pengecoh si tukang es krim Turki ini berlaku dimana-mana, termasuk di counter es krim Turki di Indonesia sekali pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar