Akhirnya tibalah hari keberangkatan. Rute perjalanan kami kali ini adalah Jakarta > Singapura (transit) > Istanbul > Makkah > Madinah > Istanbul (transit) > Jakarta. Lama perjalanan umroh plus Turki kali ini kurang lebih 12 hari. Dikarenakan saya hanya mendapat jatah cuti umroh selama 9 hari, maka sisanya memotong jatah cuti tahunan saya. Dan untuk perjalanan saya ke Turki tidak ada yang mengetahuinya di kantor selain atasan saya dan orang yang saya limpahi pekerjaan. Hehehe. Kami akan menghabiskan 4 hari di Istanbul.
Kota Istanbul
adalah kota yang berada dalam dua benua, yaitu benua Asia dan Eropa, sedangkan
Attaturk Airport berada pada sisi benua Eropa. Sesampainya dari bandara, kami
langsung diajak ke Marina Restaurant (B&N Kitchen) untuk sarapan. Dikarenakan judulnya adalah "Breakfast", maka sarapan kami pun ala-ala orang barat, yaitu roti, selai, dan telur. Padahal ini saya namakan camilan, bukan sarapan. Hahaha. Untungnya selai strawberry yang disajikan sungguh nikmat. Strawberrynya masih nampak beberapa potongan utuh di dalamnya yang menunjukkan bahwa selai ini bukan buatan pabrik.
Kami berangkat
jam 19.50 dari Cengkareng dengan menggunakan Turkish Airline. Perjalanan normal
jakarta-istanbul adalah 14 jam, tetapi pesawat kami harus transit di Singapore
sekitar 1 jam. Kami sampai di Attaturk Airport Istanbul pagi-pagi sekali. Seorang
local guide menyambut kami. Namanya Abdur Rozak. Bahasa Indonesianya lancar
meskipun harus terbata-bata ketika mengucap kata yang memiliki huruf “N” dan
“G” yang bertemu alias "NG".
My lovely mom and dad |
Setelah sarapan kami langsung menuju Ayyub Al Ansari Mosque. Disini saya sempat takjub dengan masjid yang ramai dikunjungi beberapa orang bahkan termasuk non muslim. Dimana ketika non muslim mengunjungi tempat ini maka mereka wajib menggunakan pakaian yang sopan dan memasang pasmina di kepala mereka layaknya kerudung. Adapun pasmina tersebut dipinjamkan di pintu masuk masjid dan dikembalikan jika sudah selesai.
Di suatu sudut halaman masjid nampak sebuah makam yang dilindungi teralis dimana tampak beberapa orang berdiri sambil berdo'a dan menangis. Bahkan almarhum ayah pun sempat menitikkan mata mengingat kisah Ayyub Al Ansari. Siapakah Ayyub Al Ansari ?
Ayuub Al Ansari ternyata adalah salah seorang sahabat Nabi
Muhammad SAW yang luar biasa. Sewaktu utusan Madinah pergi ke Makkah untuk
berbaiat dalam baiat Aqabah Kedua, Abu Ayub Al-Anshari termasuk di antara 70
orang Mukmin yang mengulurkan tangan kanan mereka ke tangan kanan Rasulullah
serta menjabatnya dengan kuat, berjanji setia dan siap menjadi pembela. Dan
dialah yang beruntung rumahnya ditempati oleh Rasulullah di saat Rasulullah
baru hijrah ke Madinah.
Sejak orang-orang Quraisy bermaksud jahat terhadap Islam dan
berencana menyerang Madinah, sejak itu pula Abu Ayub mengalihkan aktifitasnya
dengan berjihad di jalan Allah. Ia turut bertempur dalam Perang Badar, Uhud dan
Khandaq. Pendek kata, hampir di tiap medan
tempur, ia tampil sebagai pahlawan yang siap mengorbankan nyawa dan harta
bendanya.
Semboyan yang selalu diulang-ulangnya, baik malam ataupun
siang, dengan suara keras atau perlahan adalah firman Allah SWT,"Berjuanglah
kalian, baik di waktu lapang, maupun waktu sempit..." (QS At-Taubah: 41).
Sewaktu terjadi pertikaian antara Ali dan Muawiyah, Abu Ayub
berdiri di pihak Ali tanpa sedikit pun keraguan. Dan kala Khalifah Ali bin Abi
Thalib syahid, dan khilafah berpindah kepada Muawiyah, Abu Ayub menyendiri
dalam kezuhudan. Tak ada yang diharapkannya dari dunia selain tersedianya suatu
tempat yang lowong untuk berjuang dalam barisan kaum Muslimin.
Demikianlah, ketika diketahuinya balatentara Islam tengah
bergerak ke arah Konstantinopel, ia segera memegang kuda dan membawa pedangnya,
memburu syahid yang sejak lama ia dambakan.
Dalam pertempuran inilah ia menderita luka berat. Ketika
komandannya datang menjenguk, nafasnya tengah berlomba dengan keinginannya
menghadap Ilahi. Maka bertanyalah panglima pasukan waktu itu, Yazid bin
Muawiyah, "Apakah keinginan anda wahai Abu Ayub?"
Abu Ayub meminta kepada Yazid, bila ia telah meninggal agar
jasadnya dibawa dengan kudanya sejauh jarak yang dapat ditempuh ke arah musuh, dan
di sanalah ia akan dikebumikan. Kemudian hendaklah Yazid berangkat dengan
balatentaranya sepanjang jalan itu, sehingga terdengar olehnya bunyi telapak
kuda Muslimin di atas kuburnya, dan diketahuinya bahwa mereka telah berhasil
mencapai kemenangan.
Dan sungguh, wasiat Abu Ayub itu telah dilaksanakan oleh
Yazid. Di jantung kota Konstantinopel yang
sekarang yang sekarang bernama Istanbul ,
di sanalah terdapat pekuburan laki-laki besar.
Hingga sebelum tempat itu dikuasai orang-orang Islam, orang
Romawi dan penduduk Konstantinopel memandang Abu Ayub di makamnya itu sebagai
orang suci. Dan yang mencengangkan, para ahli sejarah yang mencatat peristiwa-peristiwa
itu berkata, "Orang-orang Romawi sering berkunjung dan berziarah ke kuburnya
dan meminta hujan dengan perantaraannya, bila mereka mengalami kekeringan."
Jasad Abu Ayub Al-Anshari masih terkubur di sana , namun ringkikan kuda dan gemerincing
pedang tak terdengar lagi. Waktu telah berlalu, dan kapal telah berlabuh di
tempat tujuan. Abu Ayub telah menghadap Ilahi di tempat yang ia dambakan. (sumber:
Republika)
***
Sisa-sisa benteng Kostantinopel |
Kontantinopel adalah ibukota kekaisaran Romawi. Kekaisaran
Romawi telah berlangsung hampir selama 1.500 tahun. Dikarenakan Benteng
Kontantinopel memiliki pertahanan yang kuat, tidak ada yang mampu
menaklukkannya bahkan dari jaman sahabat Rasulullah. Bahkan Rasulullah
pernah bersabda bahwa benteng itu akan ditaklukkan seorang pemimpin yang
merupakan sebaik-baiknya pemimpin dan tentaranya adalah sebaik-baiknya tentara.
Sisa-sisa benteng Kostantinopel |
Muhammad Al Fatih adalah Sultan dari Kerajaan Utsmani yang
sejak kecil telah memiliki impian untuk menaklukkan benteng Konstantinopel dan
di usianya yang ke 21 tahun dia memimpin pasukannya untuk menyerang
konstantinopel. Dia membawa lebih dari 4 juta prajurit yang akan mengepung
Konstantinopel dari darat. Namun upaya penyerangan dari darat tidak juga
berhasil karena kuatnya pertahanan benteng tersebut bahkan banyak pasukan
Utsmani yang gugur.
Sisa-sisa benteng Kostantinopel |
Muhammad Al Fatih menemukan kelemahan pertahanan Romawi
adalah pada Golden Horn , namun daerah tersebut
merupakan selat sempit yang dilindungi rantai besar sehingga kapal perang
ukuran kecil pun tidak bisa masuk. Tidak ada yang bisa dilakukan kecuali dengan
melintasi rantai tersebut. Akhirnya Muhammad Al Fatih melakukan cara dengan memerintahkan
pasukannya menarik dan menggotong kapal mereka melalui jalan darat, melewati
pegunungan. Dalam semalam 70 kapal laut pindah dari selat Bosphorus menuju
selat Golden Horn, untuk kemudian melancarkan serangan tidak terduga yang
berakhir dengan kemenangan yang dinanti berabad-abad. Sungguh mereka adalah sebaik-baiknya
pemimpin dan sebaik-baiknya tentara.
Tiket masuk |
Gambar sakral gereja |
Sejarah Hagia Sophia juga berkaitan dengan perjuangan
Muhammmad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel. Ketika kemudian terjadi
perpindahan kekuasaan dari kerajaan Romawi kepada kesultanan Utsmaniyah, terjadi
juga perubahan fungsi dari Hagia Sophia yang awalnya sebagai gereja menjadi
sebuah masjid. Berbagai modifikasi dilakukan agar bangunan menyerupai masjid,
dimana diantaranya adalah menutupi simbol kristen dengan cat dan membangun
beberapa menara.
Dan hal yang membuat saya sedih adalah ketika terjadi masa
peralihan Turki dari masa Kesultanan ke masa Turki sekuler yang ditandai dengan
munculnya Mustafa Kemal Ataturk yang membuat beberapa kebijakan yang sekuler.
Pada tahun 1937 Mustafa Kemal Ataturk mengubah status Hagia Sophia menjadi
sebuah museum. Beberapa bagian dinding dan langit-langit dikelupas dari cat-cat
kaligrafi hingga diketemukan kembali lukisan-lukisan sakral Kristen. Sejak saat
itu Hagia Sophia menjadi salah satu obyek wisata di Turki yang memiliki gaya arsitektur Bizantium
(Romawi) yang mempesona.
Adapun Turki sendiri sejak pemerintahan Mustafa Kemal
Atatturk benar-benar menjadi negara yang sekuler dan kebarat-baratan. Bahkan
beberapa anak mudanya telah jauh dari agama Islam dan terdapat kecenderungan
tidak menganut agama apapun (menurut informasi dari local guidenya). Untunglah
sejak pemerintahan saat ini, pemerintah mulai menumbuhkan nilai islami kembali.
Bahkan mereka sedang mengupayakan agar Hagia Sophia dapat berubah fungsi
kembali menjadi masjid.
Hagia Sophia atau Aya Sofya |
Gambar malaikat di dua sisi atas dan kaligrafi di dua sisi bawah |
***
Sepulang dari Hagia Sophia kami mengunjungi sebuah pabrik jaket kulit, namanya Tol & AR Leather. Ketika baru masuk ke dalam toko, kami langsung diarahkan masuk ke sebuah ruangan besar. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah panggung yang biasa digunakan untuk catwalk dilengkapi dengan kursi-kursi penonton. Kami pun dipersilahkan duduk seperti akan menikmati sebuah pertunjukan. Kami disuguhi segelas minuman sambil menunggu pertunjukan dimulai.
Tiba-tiba muncul seseorang laki-laki tampan (kayaknya semua orang di Turki ganteng-ganteng dan cantik-cantik deh, termasuk tukang sapu sekalipun) berdiri di atas panggung seolah-oleh sebagai MC. Dia adalah bagian dari pertunjukan yang akan ditampilkan di panggung tersebut. Kemudian dia mulai memperkenalkan Tol & AR Leather. Dia menjelaskan bahwa Tol & AR adalah pabrik jaket kulit terbaik di Turki (katanya). Bahkan beberapa produknya digunakan oleh merk fashion ternama dunia tetapi dengan diganti merknya menjadi merk fashion ternama tersebut. Mereka mengklaim bahwa jaket kulitnya memiliki kualitas super, sampai-sampai si MC memperagakan adegan meremas-remas jaket di tangannya sampai kusut kemudian mengibas-ngibaskan lagi. Dan jaket tersebut tetap mulus alias tidak kusut !!! Dia mengklaim jaket tersebut dibuat dari kulit domba yang super tipis.
Tidak lama kemudian pertunjukan dilanjutkan dengan fashion show produk jaket kulit mereka. Beberapa pria tampan dan wanita cantik berlenggak-lenggok diatas catwalk. Bahkan salah seorang anggota rombongan kami diajak ke atas panggung untuk ikut memeragakan.
Saya menemukan jaket yang bagus sekali, sayangnya ketika saya memegang label harganya saya sedikit syok dengan harga sebesar 700 USD. Beberapa produk di area "up to date" memang cenderung lebih bagus dibanding yang "out of date". Kalau dipikir-pikir sekarang, kayaknya yang "out of date" itu pantas disebut produk yang tidak laku dibanding produk yang lewat musim. Tapi parahnya saya terjebak di area ini dengan membeli 2 jaket kulit, yaitu buat saya dan adik saya. Hiks. Waktu itu saya berpikir tidak apalah beli ini buat kenang-kenangan dari Turki, daripada beli coat yang kayaknya bakal gak kepakai di Indonesia. Dan untuk pertama kalinya jaket tersebut saya gunakan waktu ke Korea Selatan. Hahaha...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar