"Gembolan"nya banyak sekali, kakak.... -_-" |
Perosotan ini memiliki beberapa jalur untuk merosot |
Selain "perosotan" di area yang dinamakan Alpine Resort, kami mencoba menonton film 4 dimensi di area lainnya. Filmnya adalah film kartun ditambah efek-efek 4 dimensi gitu, tidak hanya dengan efek yang dirasakan melalui kacamata 3 dimensi, tetapi kami juga merasakan efek-efek seperti angin dan air. Tapi ternyata film kartunnya adalah film kartun buat anak-anak dan kurang menarik.
Selain itu kami mencoba menaiki kereta gantung yang biasanya digunakan di dataran-dataran tinggi bersalju untuk main ski. Kalau kereta ini antriannyaaa lumayaan panjaaang. Bahkan demi mengantri ini kami pun rela kehilangan jatah waktu mencoba wahana yang lain. Jalur kereta ini lumayan panjang, jadinya untuk kembali ke tempat semula kami cukup ngos-ngosan dalam berjalan kaki. Sebenarnya bisa saja kami mengantri lagi untuk kereta gantung ke arah sebaliknya, tetapi antriannya terlalu panjang mengular, sedangkan saat itu jam menunjukkan beberapa saat lagi adalah waktu kesepakatan anggota kami untuk bertemu di meeting point.
Sepanjang jalan terdapat rumah-rumahan lucu yang berwarna menarik seperti permen. Kami pun hanya menghabiskan waktu di sekitar tempat itu karena sudah dekat dengan meeting point dan masih ada anggota yang belum muncul.
***
Sepulang dari Everland kami bergegas ke tempat pertunjukan Nanta Show. Pertunjukan ini adalah pertunjukan komedi dibalut dengan tari, musik, dan drama dengan diperankan talent yang menggunakan pakaian dan peralatan juru masak. Katanya show ini cukup terkenal di Korea. Sayangnya kami tidak diperbolehkan merekam atau memotret selama pertunjukan.
Malamnya kami pergi ke Dongdaemun Market dimana pasar ini terkenal dengan aneka fashion, sepatu, tas, souvenir, dan lainnya. Sepanjang jalan disini, jika malam hampir seperti pasar malam. Sedangkan toko-toko di sekitarnya menjual kosmetik khas korea dan fashion khas Korea. Dikarenakan tidak berhasrat membeli apapun, akhirnya aku dan Aida masuk ke dalam Mall untuk sejenak nongkrong di Starbuc* sambil numpang wifi gratis. Hihihi. Kami juga sempat mencicipi tapokki di depan Mall yang rasanyaaa gak uenaak. Kayak makan cimol tapi lebih keras dan kurang micin. Keras bangeeet. Itu pun saya kenal makanan ini karena Aida yang penggila makanan Korea yang memberi tahu. Entahlah, apa karena versi Indonesianya sudah ditambah banyak micin dibanding versi Koreanya, sehingga si topokki ini pun terasa makan karet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar