Jumlah yang udah baca blog ini

Jumat, 01 April 2016

Korea Escape Gateway (Part 4-The End)




Di hari ketiga kami menghabiskan waktu di kota Seoul dengan mengunjungi Gyeongbok Palace, National Folklore Museum, berbelanja di Ginseng Shop, Healthy Liver Shop, DFS, dan Cosmetic Shop. Kemudian kami akan mencoba membuat Kimchi dan memakai pakaian korea, Hanbok.




 ***


Gyeongbokgung Palace dibangun pada tahun 1395 pada Dinasti Joseon dan sering disebut juga sebagai Istana Utara karena lokasinya paling utara jika dibandingkan dengan istana tetangga, yaitu Changdeokgung (Istana Timur) dan Gyeonghuigung (Istana Barat). Gyeongbokgung Palace ini bisa dibilang yang paling indah, dan tetap yang terbesar dari semua lima istana.
Tempat ini pernah dihancurkan oleh api selama Perang Imjin (Invasi Jepang, 1592-1598). Namun, semua bangunan istana kemudian dikembalikan di bawah kepemimpinan Heungseondaewongun pada masa pemerintahan Raja Gojong (1852-1919).

Hebatnya, bangunan-bangunan paling representatif dari Dinasti Joseon, Gyeonghoeru Pavilion dan kolam Hyangwonjeong, tetap relatif utuh. Woldae dan patung-patung dari Geunjeongjeon (The Royal Audience Chamber) mewakili masa lalu patung seni kontemporer. The National Palace Museum of Korea terletak di selatan Heungnyemun Gate, dan Museum Folk Nasional terletak di sisi timur dalam Hyangwonjeong.



Gyeongbok Palace
Kelahiran
(potonya burem gara-gara autofokusnya manual)
Terletak di dalam Gyeongbokgung Palace, National Folk Museum of Korea menyediakan lebih dari 4.000 artefak sejarah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Korea biasa. Di sini kitadapat melihat siklus kehidupan masyarakat korea dari kelahiran hingga kematian, gaya hidup, pertanian di masa lalu, dan belajar tentang keyakinan budaya Korea.
Penikahan
Pengobatan



Kematian
***

Setelah dari Gyeongbok Palace dan National Folklore kami diajak ke Ginseng Shop, Healthy Liver Shop, DFS, dan Cosmetic Shop. Nah, ini nih yang dinamakan oleh Claudia Kaunang sebagai "jebakan travel agent". Daaaann, saya menjadi korbannya tepat di Ginseng Shop. Yang dimaksud "jebakan" disini adalah kami sengaja diajak mengunjungi tempat tertentu agar kami membeli produknya. Biasanya tempat penjualan sudah bekerjasama dengan travel dan travel akan mendapatkan komisi dari hasil penjualan. Rata-rata tempat "jebakan batman" ini menjual barang-barang yang relatif mahal. Sama halnya ketika saya ke Turki dan diajak ke pabrik jaket kulit (dan saya juga menjadi korban). Hufff. Dah, saya mah apa, gampang sekali dijebak. Huhuhu.

Di Ginseng Shop awalnya kami dibawa ke tempat semacam museum yang berisi segala hal tentang ginseng korea. Mereka kemudian menjelaskan tentang: betapa istimewanya ginseng korea dibanding ginseng dari negara lain, siapa saja orang terkenal yang rajin mengkonsumsi ginseng korea, bagaimana membudidayakan ginseng korea, manfaat ginseng korea, dan penjelasan lainnya seputar ginseng. Pokoknya intinya ginseng Korea nomor wahid, alasannya karena masa tanam ginseng korea lebih lama dari ginseng pada umumnya, yaitu sekitar 6 tahun (kalau tidak salah). Hal ini menyebabkan semakin banyak nutrisi tanah yang diserap oleh ginseng. Yang menarik adalah untuk mengetahui umur tanam ginseng adalah dari jumlah daun dan jumlah kaki. 

Hal menarik lainnya adalah tanah yang telah ditanami ginseng tidak dapat langsung ditanami karena unsur haranya telah habis diserap oleh ginseng. Tanah tersebut harus "disuburkan" lagi sekian tahun agar dapat ditanami kembali. Terkait dengan ginseng korea nomor wahid, katanya sih Puteri Masako dari Jepang yang sudah sekian tahun belum dikaruniai buah hati, rutin mengkonsumsi ginseng korea ini dengan mengimpor langsung selama beberapa lama hingga akhirnya dikaruniai buah hati. Nah, gara-gara cerita terakhir inilah saya pun "terjebak" membeli produk ginseng di toko ini. Jangan tanya harganya. Mahaaaalll.

Kebetulan kakak saya telah sekian tahun belum dikaruniai buah hati. Mendengar kisah Puteri Masako, saya pun menjadi terpanggil untuk mengoleh-olehi kakak saya "taekuk ginseng madu "yang katanya jika dikonsumsi rutin dapat menyeimbangkan hormon yang berpengaruh pada kemungkinan dikaruniai buah hati. Harga satu kaleng "taekuk ginseng madu " lumayan mahal, sekitar 200-300 USD (saya lupa tepatnya). 


Kemudian SPGnya juga menawarkan "taekuk ginseng ekstrak" yang katanya baik untuk kesehatan. Tiba-tiba saya teringat orangtua di rumah yang sepertinya cocok bila dioleh-olehi ekstrak ginseng. Harga satu paket "taekuk ginseng ekstrak" yang terdiri dari beberapa pack lebih mahal dari ginseng madu, yaitu sekitar 400-500 USD (saya lupa tepatnya). Dikarenakan saya tidak membawa uang cash sebanyak itu, maka terpaksa saya menggunakan kartu kredit. Untung saja limitnya 10 juta, dan cukup jika dibebani 8 jutaan. Dan di bulan depannya saya langsung mendadak bokek karena membayar tagihannya (saya biasanya langsung membayar tagihan di bulan selanjutnya untuk menghindari riba). Huhuhu. Tapi demi kecintaan saya pada keluarga saya, apalah arti uang yang saya keluarkan. Sayangnya ginseng itu harus rutin diminum minimal 3 bulan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan saya tidak memantau langsung bagaimana kakak dan orangtua saya mengkonsumsi ginsengnya. Seandainya saja mereka tahu betapa mahal harga ginsengnya T_T .

Di jebakan-jebakan toko selanjutnya saya pun tidak membeli apa-apa. Selain karena merasa akan bokek di bulan depannya, saya juga tidak tertarik dengan kosmetik Korea.

Tentang kosmetik korea, local guide kami menjelaskan bahwa korea terkenal tentang kosmetiknya, dimana kosmetik di korea terdiri dari beberapa tingkatan. Kosmetik korea yang terkenal di Indonesia seperti Etude, The Face Shop, dan Missha adalah contoh kosmetik dengan harga terjangkau, segmen pasarnya pun dari remaja hingga wanita berusia 25 tahun. Dikarenakan peruntukannya untuk umur-umur dimana kulit belum membutuhkan perawatan ekstra, maka kecenderungan kosmetik tersebut hampir cocok untuk semua kulit. Sedangkan kosmetik yang memiliki segmen usia diatas itu, salah satu contohnya adalah SK II. Memang harganya cenderung mahal, tetapi komposisinya dan jenisnya juga jauh lebih kompleks dibandingkan merk yang saya sebut sebelumnya. Bahkan ngomong-ngomong tentang rahasia kecantikan orang korea (selain operasi plastik), adalah terdapatnya bubuk ginseng di dalam kosmetik yang memiliki segmen menengah ke atas. Oh iya, bubuk ginseng kecantikan ini juga dijual di toko ginseng yang saya ceritakan sebelumnya dengan harga yang juga mahal.

***

Setelah berbelanja, kami mampir ke tempat pembuatan kimchi. Menurut saya kimchi adalah acar versi korea, tetapi dengan bahan dan sayuran yang berbeda. Sayur yang digunakan disini adalah sawi, kemudian dicampur dengan beberapa bumbu korea, kemudian difermentasikan selama semalam (kalau tidak salah). Hasilnya adalah sayuran dengan rasa bumbu dan sedikit masam. Di tempat les ini kami mempraktekkan membuat kimchi satu persatu.

Sepulang dari les membuat kimchi, kami mampir ke tempat penyewaan Hanbok, pakaian tradisional korea. Terdapat beberapa pilihan baju dimana kami satu persatu menggunakan hanbok tersebut untuk kemudian difoto sebagai kenang-kenangan.

Muka lelah


***

Selesai dari tempat persewaan hanbok, kami berbelanja oleh-oleh untuk dibawa pulang. Tiba-tiba kami berniat patungan untuk membeli oleh-oleh buat orang kantor. Tadinya kami berniat untuk tidak membeli oleh-oleh buat orang sekantor, toh mereka tidak tahu keberangkatan kami. Tapi kami berpikir, pada akhirnya semua akan tahu bahwa kami habis "liburan". Hahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar