Jumlah yang udah baca blog ini

Kamis, 31 Januari 2019

Wisata Kuliner di Penang (part 7- end)


HARI KETIGA

Hari ketiga adalah hari kepulangan kami. Pesawat Air Asia kami memiliki jadwal jam 4 sore waktu setempat. Maka kami masih memiliki banyak waktu hingga siang. Kami merencanakan untuk berangkat ke Bandara jam 2 siang. Asumsinya karena Bandara Penang tidak terlalu besar dan kemungkinan antrian tidak terlalu panjang.

Pagi-pagi kami sudah packing barang dikarenakan jam check out adalah jam 11. Kebetulan saya, aida, dan mbak swasti memesan bagasi 25 kg untuk digunakan bersama, maka kami mengasumsikan bahwa semua barang akan masuk bagasi. Dikarenakan ternyata tas ransel mbak swasti tidak ada gemboknya, maka kami pun keluar penginapan mencari gembok.

Ternyata tidak jauh penginapan ada pasar pagi. Dari pasar pagi itu saya menyadari ternyata lingkungan kami adalah lingkungan etnis chinese. Di pasar pagi banyak dijual pernak pernik imlek. Kami sempat membeli sekotak nangka seharga 7 RM yang manis sekali, tapi overpriced 😅 karena isinya hanya 5 pcs. Di pasar itu juga akhirnya kami menemukan gembok seharga 4 RM.

Nemu jajanan kayak martabak waktu jalan mencari gembok

Isi jagung kacang

Masih enakan martabak versi Indonesia 😂

Suasana pasar pagi

Selesai dari pasar pagi kami mencari makan (pagi menjelang siang) di Projek Nasi Lemak. Konon Nasi Lemak disini terkenal. Ternyata lokasinya tidak jauh dari Bukit Bendera. 

Tampak depan


Tampak dalam




Menu promo


Menu Single Set


Menu Family Set

Nasi Lemak di Projek Nasi Lemak ternyata berbeda dengan nasi lemak kebanyakan, hal inilah yang menjadikan pembeda dengan Nasi Lemak kebanyakan. Nasi lemaknya tidak terlalu bersantan dan berwarna biru keunguan karena diberi pewarna alami dari bunga teleng.

Nasi Lemak, Sotong, dan Coconut Shake


Sotong

Saya memesan nasi lemak dengan sotong dan minumannya adalah coconut shake. Rasanya maknyus. Sayangnya saya agak kenyang karena mengunyah beberapa kudapan di pagi hari. Oh iya, lemongrass disini rasanya enak. Boleh dicoba.



Selesai makan, kami kembali ke penginapan. Sebelum check out kami berfoto terlebih dahulu untuk kenang-kenangan.


Abaikan ekspresi datar karena timer dan tripod


Seperti dijelaskan di awal, bahwa pemilik penginapan memiliki bar smoothies di depannya. Maka kami pun mencoba salah satu menu smoothiesnya dan berbagi berempat. Rasanya cukup segar. Sebagai penghuni penginapan, kami mendapatkan diskon 10% dari harga semula 15 RM.

Smoothies

Ketika memakan smoothies sambil wefie, tiba-tiba ada seorang anak kecil lucu menarik-narik kursi di samping saya. Saya pun menawarinya untuk dipangku dan ikut memakan smoothies. Nampaknya dia senang sekali foto selfie dan ikut makan smothies buatan mamanya. Bocah cute ini adalah Dash, anak pemilik penginapan yang baru kami lihat di pagi ini. Kami mengambil beberapa foto dengan bocah lucu yang fasih berbahasa Inggris tapi kurang paham bahasa Melayu.




Perjalanan pulang kami dari Penang mengalami sedikit drama di bandara karena antrian yang panjang. Untungnya kami boarding tepat waktu dan sampai dengan selamat di Jakarta.

Selasa, 29 Januari 2019

Wisata Kuliner di Penang (part 6)

Setelah dari Wonderfood Museum kami berencana mencari oleh-oleh. Maka kami pun berjalan ke arah Penang Street Art di jalan Armenian, karena di sekitar situ terdapat banyak toko souvenir. Rata-rata isi souvenir yang dijual di toko souvenir memiliki varian yang sama seperti magnet kulkas, tas, baju, dompet, piring pajangan, dan lainnya. Rata-rata harga pun kurang lebih sama, kecuali souvenir di toko yang hampir menyerupai butik. 

Armenian Street di Sabtu sore ramai pedagang jalanan

Salah satu toko souvenir

Boneka Imlek

Twins nya Tiwi mungkin hobi minum minuman ini, makanya "Halu"

Jalan-jalan sore

Street art juga, tapi bukan karya Ernest

'Little Boy with pet Dinosaur' yang catnya sudah meluntur

Di sudut jalan itu


Berjalan sore di Penang sungguh menyenangkan. Terlebih di weekend sore banyak pedagang jalanan beraneka rupa dengan dagangan kreatif nya.

Ketika kami berjalan, kami juga menemukan beberapa street art, sayangnya beberapa sudah luntur catnya karena terkena hujan dan panas. Karena usia lukisan Ernest ini sudah lebih dari 5 tahun, maka wajar jika makin lama makin memudar.

Boy on a Bike

Berjalan kaki cukup jauh, lumayan membuat kaki gempor, maka malamnya kami pun mengurungkan niat makan malam di Gurney Drive dan memutuskan makan malam kembali di Restoran Kapitan.

Malamnya, jalanan cukup macet dikarenakan adanya perayaan orang-orang India, yang disebut driver grab, "Thanksgiving". Ternyata tanggal 21 Januari bertepatan dengan perayaan keagamaan yang bernama Thaipusam. Di hari Minggu pagi pun jalanan ramai dengan orang-orang India yang keluar rumah dengan pakaian tradisional nya ke jalan-jalan. Akibat perayaan ini, jalanan di Sabtu malam maceet sekali. Kami pun sampai menunggu grab setengah jam lebih.

Roti Tissue

Restoran Kapitan

to be continued....

Wisata Kuliner di Penang (part 5)

Selesai dari Penang Hill, kami memesan grab dari Bukit Bendera ke penginapan untuk menaruh barang-barang belanjaan Tiwi dan Aida, sambil sekalian sholat.

Setelah istirahat sebentar, kami berniat mencari makan siang. Berdasarkan itinerary yang dibuat, kami akan makan siang di Laksalicious. Konon asam laksa di Laksalicious paling enak di Penang. Ketika kami sampai di lokasi, saya agak meragu karena sepi. Apalagi saya yang merekomendasikan tempat ini dari hasil googling. Ada beberapa kemungkinan penyebab tempat ini sepi: mungkin waktu makan siang yang sudah lewat, harganya yang mahal, atau rasanya yang tidak enak. Tapi saya berharap alasannya adalah alasan pertama 😇😄.

Tampak depan

Award dari in Penang

Ketika masuk, kami disambut ramah pemilik restaurant. Hanya ada dua pengunjung di restaurant yang dindingnya nampak istagramable ini. Ada beberapa varian laksa yang dijual, yaitu dengan varian dasar Asam Laksa dan Asam Laksa Lemak. Nyonya Asam Laksa adalad laksa berkuah asam seperti yang saya coba dekat Teo Chew cendol, Nyonya Asam Laksa Lemak adalah dengan kuah kari,  sedangkan Mixed Laksa adalah pencampuran antara keduanya dimana kuah yang asam akan ditambahkan sedikit kari. 

Plakat Trip Advisor

Menu Laksa dan Snack

Menu dessert

Dikarenakan ingin laksa yang tidak terlalu masam dan tidak terlalu berlemak, maka kami pun memesan 4 mixed laksa. Si pemilik menawarkan kami dessert bernama Dreamy Butterfly Pea Sago Gula Malacca untuk dicoba, konon ini adalah puding yang bisa dicicipi berempat. Selain itu si pemilik juga menawarkan Crispy Cempedak Roll sebagai best dessertnya. Maka kami pun memesan Crispy Cempedak 1 porsi ditambah Mango Roll 1 porsi. Saya menambahkan air mata kucing sebagai minuman.
Mixed Asam Laksa

Air mata kucing


Puding Bubur Mutiara

Mixed Asam Laksa disini bisa dibilang maknyuss. Kuahnya perpaduan antara kuah asam berisi ikan cakalang yang ditambahkan kuah kari, rasanya tidak terlalu asam dan tidak terlalu berlemak, mantaplah pokoknya. Semua Laksa disini ditambahkan Prawn Cracker atau Kerupuk udang yang kriuknya sekriuk kulit pangsit, tapi ketipisannya lebih tipis dari kulit pangsit dan rasa udangnya kerasa bangeettt… Mantaapp. Konon orang Indonesia yang mampir kesini suka menambah Prawn Crackernya karena enak (kata si pemilik). Berbeda dengan asam laksa dekat Teo Chew cendol, disini petis udang cairnya ditaruh di botol dan bersifat opsional, bukan di sendok.

Untuk minuman air mata kucing yang saya pesan agak sedikit zong, saya kurang suka taste nya. Yang jelas rasanya seperti minum obat. Jelas saja karena ramuan air mata kucing terdiri dari lo han kuo, buah kundur, gula, air, lengkeng kering. Sayangnya rasa buah lengkengnya tidak mampu menyelamatkan air mata kucing dari rasa obat-obatan. Bahkan lengkengnya pun rasa obat. Saya kapok memesannya.

Dessert yang dibilang puding dan bernama Dreamimy Butterfly Pea Sago Gula Malacca ternyata adalah Bubur Mutiara yang dicetak dan diberi pewarna bunga teleng sehingga warnanya biru keunguan. Sajian puding mutiara ini ditaburi parutan kelapa dan disediakan segelas keci berisil gula merah cair dan santan. Rasanya persis seperti makan bubur mutiara ditambahkan gula merah, kelapa, dan santan.

Penampakan Crispy Roll yang gak sempat dijepret

Untuk Dessert Crispy Cempedak Roll berupa cempedak yang diberi kulit lumpia dan digoreng. Sedangkan Mango Roll berupa mangga yang diberi kulit lumpia dan digoreng. Diantara keduanya, yang paling better adalah Cempedak Roll. Rasa cempedak yang digoreng, makin menguatkan rasa manisnya, sedangkan perlakuan yang sama pada mangga, justru membuat rasa manisnya hilang.


Setelah makan laksa kita lanjut ke Wonderfood Museum. Wonderfood Museum ini mendapat award tahun 2017 dari inpenang sebagai top museum dengan unique concept. Di museum ini terdapat beberapa dummy makanan dalam ukuran raksasa. Harga tiket masuknya sebesar 25 RM. Museum ini menawarkan wisata foto bersama dummy makanan dan hal-hal terkait makanan.

Tampak depan

Area pertama dari museum ini adalah area dummy masakan khas Penang.

Ruang depan berisi dummy makanan khas Penang

Es Buah

Laksa

Oysters Egg

Kwetiau

Nasi Lemak


Area menarik lainnya adalah poto grup bersama properti dummy makanan.






to be continued....