Jumlah yang udah baca blog ini

Selasa, 22 Januari 2019

Wisata Kuliner di Penang (Part 1)

Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu sejak kami memesan tiket ke Penang 4 bulan yang lalu, tiba. Awalnya saya sempat degdegan tidak bisa ikut dikarenakan tempat kerja yang baru. Tapi memang Allah Maha Baik, saya masih punya waktu untuk ikut jalan-jalan sebelum tanggal efektif bekerja, padahal 4 bulan yang lalu belum ada bayangan bahwa saya akan pindah kerja. Ternyata tanggal keberangkatan yang kami pilih 4 bulan yang lalu berada di waktu yang tepat sebelum kepindahan saya ke Kalimantan untuk sebuah pekerjaan yang (mungkin) nantinya memaksa diri ini untuk lebih berhemat dalam hal waktu dan uang.

Jika seseorang tiba-tiba mengatakan bahwa ini perjalanan farewell saya dan kenapa harus banget farewell di Penang, “Helloooo, kita sudah merencanakan ini dari bulan September. Please check your ticket !!!”. Ah, kenapa malah curcol. Oke, abaikan.

***


Perjalanan ini bisa dibilang perjalanan backpaker saya pertama kali (dalam artian yang sebenarnya), karena biasanya hanya tau beres saja. Hehehe. Itinerary disusun dari googling sana-sini dan meminta referensi itinerary kenalan yang sudah pernah kesana, tapi rata-rata mereka menghabiskan waktu lebih singkat di Penang karena biasanya mereka menambahkan tujuan perjalanan ke Kuala lumpur dan Malaka. Menjelang perjalanan backpaker pertama kali ini rasanya deg-degan, apalagi kalau ternyata di lapangan tidak sesuai ekspektasi. 




Kami berencana mengadakan perjalanan ini 3 hari 2 malam dengan menggunakan pesawat AirAsia yang langsung mendarat di Penang International Airport. Untuk penginapan, kami memilih mencari penginapan via Air BnB dan mendapatkan sebuah penginapan di daerah Jalan Sungai Ujong, lokasinya tidak jauh dengan Komtar. Komtar adalah sebuah pusat pemberhentian bus atau terminal, kalau di Jakarta mungkin seperti Blok M ya.


HARI PERTAMA



Hari pertama kita berkumpul di Bandara Soekarno Hatta terminal 2 jam 4 pagi karena pesawat kita memiliki jadwal jam 6.50. Tiwi dengan koper segede lemari sudah tiba duluan di bandara 😂. Sempat shock melihat ukuran koper Tiwi karena di Penang kami merencanakan naik bus dari Bandara ke penginapan. Hahahaha. Tapi untungnya Tiwi sudah dipesankan bagasi 20kg untuk koper ekstra big nya. Akhirnya setelah kedatangan Mbak Swasti dan Aida, kami melakukan check in dan imigrasi.


Ready to go


Air Asia


Jam 10an waktu bagian Penang (1 jam lebih cepat dari Jakarta), kami tiba di Penang International Airport. Keluar dari pintu kedatangan, kami segera mencari penjualan simcard Malaysia untuk memudahkan komunikasi terkait pekerjaan. Untungnya saya sudah resign sodara-sodara 😂😂😂. Kebayang kalo masih kerja ditanya pipeline dan ditelponin nasabah. Hahaha.


Brosur di pintu keluar bandara yang bisa dijadikan referensi jalan-jalan di Penang. 


Hotlink provider


Digi provider


Berdasarkan hasil review di internet, konon simcard yang oke dan murah itu providernya adalah Hotlink, dibandingkan Digi. Tetapi setelah sampai di lokasi, ternyata harga Hotlink lebih mahal daripada Digi. Untuk kuota 1.5 GB Hotlink harganya 25 RM, sedangkan 2 GB Digi harganya 28 RM. Kami pun memilih untuk sharing/teathering internet masing-masing berdua, biar lebih hemat. Tapi ternyata kuota 2GB masih sisa banyak hingga akhir perjalalan di hari ketiga. Mungkin karena kita hanya menggunakan internet di jalan untuk memesan grab, menerima dan mengirim WA, serta mencari peta. Selebihnya kita memanfaatkan internet di penginapan. Jadi kalau kalian pergi ke Penang, sharing internet berempat pun sebenarnya masih bisa untuk kuota 2GB.


Kami memilih 2 GB seharga 28 RM. Masa aktif kartu adalah 7 hari


Setelah mengganti kartu, kami memesan grab. Perjalanan dari Bandara ke penginapan kurang lebih 22RM (kurs Rp. 3.500). Rata-rata mobil grab di Penang menggunakan mobil sedan atau mobil kecil berkapasitas 5 orang (termasuk driver), jadi kalau kalian mau ke Penang, sebelum memutuskan menggunakan grab, pastikan jumlah kalian muat di dalam mobil. Rata-rata merk mobil yang digunakan di Penang seputar proton dan perodua. Berbeda dengan uber di bangkok yang mobilnya keren-keren, seperti Honda CRV dan Toyota Fortuner.




Penampakan komtar
Perjalanan dari Bandara ke penginapan kurang lebih 30 menit. Kami pun sampai lebih cepat dari jadwal check in, yang baru boleh setelah jam 2 siang. Maka kami pun menitipkan koper dulu di penginapan.


Poto-poto dulu di lantai bawah penginapan sebelum berkelana

Sesuai itinerary, wisata kuliner kami adalah mencoba cendol yang katanya paling famous di Penang dan must to try di berbagai referensi. Hahaha. Namanya Penang Road Famous Teochew Chendul. Alhamdulillah letaknya tidak jauh dari penginapan kami. Kami cukup berjalan melewati dua tikungan, mungkin sekitar 10 menit.




Konon cendol paling famous
Kami melihat di ujung jalan terdapat keramaian pembeli cendol yang katanya famous itu. Kami memesan 4 porsi dengan harga 3 RM per porsi. Cendol ini hampir mirip dengan cendol di Indonesia, hanya saja berbeda tekstur dimana teksturnya lebih ringan dan panjang serta ditambah dengan kacang merah. Untuk rasa, tidak seberat dan semanis cendol di Indonesia. Rasanya juga sedikit berbeda karena ada tambahan kacang merah. Overall, enak, tapi saya lebih suka cendol versi Indonesia yang terasa lebih gurih.


Ini dia cendol nya...
Di sekitaran penjual cendol terdapat penjual rojak (rujak manis kalau versi Indonesianya), asam laksa, dan kwetiau. Karena kami tidak mendapatkan tempat duduk di luar, maka kami digiring ke restaurant sebelah yang nampaknya bekerja sama dengan abang cendol. Maka kami pun memesan 2 asam laksa dan 2 kwetiau. Untuk asam laksanya harganya 5,5 RM dan kwetiaunya 6.5 RM. Kenapa lebih mahal kwetiau ? Karena kwetiau pakai udang, sedangkan asam laksa pakai petis udang. Hahaha.


Asam laksa


Kwetiau


Untuk rasa, kwetiaunya hampir sama dengan di Indonesia, tetapi lebih ringan, gak bikin eneg, dan porsinya lebih sedikit. Ada beberapa potong udang yang dicampurkan. Untuk asam laksa, rasanya lebih segar karena sedikit asam. Kuahnya dicampur potongan ikan seperti ikan cakalang. Asam laksa dapat ditambahkan cairan semacam kecap, yang sepertinya itu adalah petis udang versi cair. Rasanya maknyuss.



Bersambung ke part 2

2 komentar:

  1. Halo mba Etik, pesan Grabcar di Penang menggunakan aplikasi Grab yg sama dg di Indonesia atau aplikasi terpisah?
    Dari bandara apakah diperbolehkan pesan online taxi, atau kucing-kucingan seperti di sini? hehe.
    Trus ada layanan Grabbike juga kah di sana atau hanya Grabcar saja?
    Terimakasih..:)
    Terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya ampun, maap baru membalas. Aplikasinya seingat saya sama saja dengan di Indonesia. Kayaknya ga ada kucing2an juga sewaktu di bandara

      Hapus