Jumlah yang udah baca blog ini

Selasa, 22 Januari 2019

Wisata Kuliner di Penang (Part 2)

Setelah makan (pagi menjelang siang), kami berniat ke arah kota lama dimana disitu terdapat beberapa peninggalan bersejarah seperti victoria clock, fort cornwalis, UNESCO Heritage dan lainnya. Tadinya kami berniat ke kawasan yang disebut Street of Harmony sekalian sholat dhuhur, tapi karena waktu dhuhur masih lama dan bertepatan dengan sholat Jumat, maka kami memutuskan pergi ke kawasan bersejarah terlebih dahulu.

Pasar dekat halte Rapid Bus

Pasar Chowrasta

Kami berjalan dari tempat Penang Chendol ke jalan besar, berniat mencari Hop on Hop off Bus yang konon ada yang gratisan ke area Padang Kota Lama. Ternyata tidak jauh dari tempat cendol, tepat di sebuah pasar seberang IPK Penang (kayak penjara gitu), ada halte pemberhentian Rapid Bus Penang. Disitu juga tertera tulisan bahwa Bus Gratis juga berhenti disitu. Kami menunggu cukup lama hingga yang gratis benar-benar lewat, saking lamanya sampai kami hampir memesan grab (lagi). Tetapi Alhamdulilah bus gratis pun tiba.


Rapid Penang Bus


Central Area Transit Free Shuttle


Menentukan dimana kami akan turun adalah pe er tersendiri. Saya dan Mbak Swasti memutuskan menyalakan peta untuk melihat posisi kami sepanjang perjalanan.  Dari peta kami bisa melihat bahwa beberapa tujuan kami sebenarnya berada dalam area yang cukup berdekatan yang sebenarnya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Misal, beberapa tujuan yang berada dalam Street of Harmony yang akan kita kunjungi setelah ini. 

Di dalam bus

See this sign sebelum turun yaah..
Ketika bus sampai di halte Padang Kota Lama saya agak ragu-ragu untuk turun, khawatir salah turun, karena Esplanade yang diincar belum muncul dalam peta, tapi Fort Cornwalis sudah muncul di peta ketika kami sampai di halte Padang Kota Lama. Alhasil kami turun satu halte setelahnya (saya lupa namanya). Tetapi berkat turun yang kelewatan, akhirnya kami menemukan spot foto di daerah yang nampaknya adalah Georgetown UNESCO heritage site. Sayangnya kami tidak mengeksplore lebih jauh.

Georgetown UNESCO Heritage Site

Kemenag nya Penang 😁


Selesai berfoto, kami berjalan balik menuju halte Padang Kota Lama. Fort Cornwalis berada tidak jauh dari halte. Dalam perjalanan kami juga melewati Victoria Clock.

Fort Cornwalis adalah sebuah benteng yang dibangun oleh Perusahaan Hindia Timur Britania pada akhir abad ke-18 di pantai timur laut Pulau Pinang. Nama benteng ini diambil dari nama Gubernur Jenderal Benggala, India pada akhir abad ke-18 dan jenderal terkemuka dari Perang Kemerdekaan Amerika, Charles Cornwallis, Marquess Cornwallis I. Benteng Cornwallis adalah benteng terbesar yang masih berdiri di Malaysia. Sepanjang sejarahnya, benteng ini tidak pernah terlibat dalam pertempuran (Wikipedia).

Gerbang Depan


Tiket masuk dibedakan antara warga lokal dan wisatawan asing. Kami dikenakan tiket 20 RM per orang. Daaan, setelah masuk ke dalam, ternyata sisa benteng yang masih berdiri hanya seuprit, bahkan hampir nyaris tidak terlihat unsur bentengnya, kecuali beberapa meriam yang masih terpasang. Kecewaa. Menurut saya masih mending benteng A Famosa di Malaka untuk dikunjungi. Kami pun tidak berlama-lama disini setelah poto-poto.

Selesai mengelilingi Fort Cornwallis kami naik grab ke Masjid Kapitan yang berada di area Street of Harmony. Street of Harmony adalah sebutan bagi sebuah area jalan dimana disini berdiri beberapa tempat ibadah yang menunjukkan harmony keberagaman agama di Penang. Tempat ibadah terdiri dari Masjid Kapitan Keling, Gereja St George, Yap Temple, Goddess of Mercy Temple, serta Sri Mahamariamman Temple. Tetapi diantara beberapa tempat ibadah ini kami memutuskan hanya mengunjungi Masjid Kapitan Keling.

Masjid Kapitan Keling





Oh iya, tidak jauh dari seberang masjid ternyata terdapat street art. Karena grab kami berhenti di seberang masjid, maka kami memutuskan ke street art dulu sebelum menyeberang.

Oh iya, khas dari Penang adalah street art nya. Street Art ini adalah seni mural jalanan. Ernest Zacharevic adalah sosok dibalik seni mural jalanan di Georgetown. Ernest Zacharevic adalah seorang seniman muda yang lahir di Lithuania pada tahun 1986. Dia tiba di Georgetown sekitar tahun 2011 dan tinggal sebagai backpaker yang membiayai hidupnya dari melukis. Salah satu lukisannya dijual ke pemilik sepeda di Armenia Street. Berkat lukisannya akhirnya menarik pemerintah untuk meminta Ernest menghiasi Georgetown, Penang dengan seni mural nya.

Menjelajahi Georgetown, Penang sambil mencari mural dan berfoto sebenarnya adalah salah satu opsi wisata murah dan menyenangkan. Terlebih lagi Penang adalah tempat yang ramah pejalan kaki. Untuk memudahkan pencarian street art kita bisa mendownload aplikasi "Penang Street Art" oleh Shafiq Mustapa di play store.

Little children on bicycle



Setelah ke masjid, kami sempat ke supermarket untuk beli air minum dan beli es krim. Di kala Jakarta hujan sepanjang hari, di Penang terik sepanjang hari. Sampai rasanya butuh asupan yang dingin-dingin. Es krim nestle di salah satu supermarket menggoda sekali, apalagi varian es krim nestle di Malaysia lebih banyak daripada es krim Nestle di Indonesia. Saya mencoba es krim rasa lychee.


Lychee yoghurt




Dari supermarket kami ke Penang Peranakan Mansion. Penang Peranakan Mansion di adalah museum yang didedikasikan untuk warisan Peranakan Penang. Museum ini bertempat di sebuah rumah besar berwarna hijau di Church Street, George Town, yang pernah menjadi kediaman dan kantor taipan Cina abad ke-19, Chung Keng Quee. Rumah besar ini berisi ribuan artefak, barang antik, dan koleksi asli Peranakan, serta menampilkan desain dan kebiasaan interior Peranakan.

Pintu masuk


Award dari Trip Advisor



Ketika kami mengunjungi tempat ini terdapat 3 pasangan sedang photo shoot untuk photo pra wedding. Jadi mupeng kan. Lho 😂. Tiket masuk disini 20 RM. Pada jam tertentu tersedia guide berbahasa inggris. Tapi untuk menghemat waktu kami pun mengeksplore tempat ini sendiri sambil mengambil beberapa poto.

Kamar peranakan


Koleksi porcelen


Make up yang dipakai di masanya







Bersambung ke part 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar